Langsung ke konten utama

Postingan

Memulai lagi ....

A-lter Side B-ad Side
Postingan terbaru

Sabar. Satu per satu - Kale

12 Januari 2020. 22.40. Sampai di depan rumah setelah bertemu dua teman ketika kuliah. Sudah cukup lama rupanya hiatus dari pertemuan seperti ini. Seperti sekarang aku memulai menulis lagi. Kikuk ketika mengawali pertemuan tadi. Seperti pada umumnya, bertemu kabar dan kerja dimana sekarang? Mencari tempat makan siang, karena tadi sampai di PI sekitar pukul 2 siang. Lapar. Ayo makan ! Mengunyah sembari bercerita. Tidak ku kira aku menemukan sosok yang sama sepertiku dalam menghadapi problematika hidup. Fyi, tahun ini aku menuju 24 tahun. Sudah cukup tua untuk memulai pembicaraan tentang masa depan, apa yang akan kamu lakukan, goals apa saja yang sudah dicapai. Sungguh terlambat. Tapi tidak terlalu jika mau berusaha. Benar kan? 2 jam di meja makan, pembicaraan mengalur menuju satu arah yang sama. Menyenangkan rupanya. Mereka, inga dan yeyen. Kami berada pada circle yang sama. Mencari jawaban kenapa aku masih seperti ini? Kenapa mimpi-mimpi belum mencapai garis finish? Pada

Jenuh

Jadi, bagaimana aku bisa meniadakan luka jika masih harus duduk manis di sini? Jujur saja, muak menjadi dorongan paling dahsyat setelah lelah untuk pergi dari sini. Mencoba ke lain, tapi Tuhan punya jalan sendiri untuk ku. Untuk kali ini, aku memohon. Berikan kesempatan untuk pergi. Kepada apapun yang bisa menyampaikan pesan ini pada Tuhan.  Ku sampaikan terima kasih.

New Life

Seperti seseorang berucap padaku melalui tulisannya pada sore itu, bahwa sekarang adalah saat dimana Tuhan tengah menghabiskan jatah gagalku. Menikmati kegagalan juga bagian kemenangan, karena aku telah berhasil mengalahkan egoisme diri. Itu sudah cukup baik. Sekarang belajar kembali. 

Satu Maret

Dua puluh hari lagi aku ada di sini. Sudah hampir habis masaku untuk mencoba lagi dan lagi. Tidak ada lagi yang akan berubah. Sekarang sudah lebih baik. Keadaan sudah siap. Pendukungku pun sudah sedia untuk menonton drama luka. Membeli tiket dari cerita-cerita lalu. Tetapi, kenapa kau berubah? Pemain utama drama ini menjadi si bawang putih. Menjadi sinar penuh hangat, sesuatu yang dari dulu aku rindu. Tatap mata itu sangat bersahabat. Ini baik? Cukup baik, tapi menakutkan. Aku hanya takut tatap mata itu kembali setajam dulu, kala tau pengkhianatan sudah siap menerjang. Aku takut ramah sikap itu hanya pencitraan yang ingin aku lihat. Aku sangat takut, cerah langit hari ini tak bertahan lama. Jangan kembali seperti yang lalu, tetaplah hangat seperti ini. Meski bukan untukku, tetaplah hangat. Tetaplah menjadi kamu. Di balik tatap itu, aku memohon. Agar pementasan drama ini tetap berlanjut. Dengan gejolak rindu-rindu seperti lalu. Aku memohon lagi. Tetaplah m

Apa (lagi)) ?

Katanya Kita itu satu. Kita itu solid. Kita itu tubuh yang independen. Tapi nyatanya Kita itu tak satu arah. Kita itu punya beda ingin. Kita itu berbeda dari sudut manapun. Kita itu tak bisa se-murni makna independen. Jadi, apa yangharus kita pertahankan (lagi)?